Kamis, 06 Oktober 2016

TDS, EC, PPM, pH - Kekuatan Gizi Dan Pengukuran




Apakah TDS itu? 

TDS adalah singkatan dari Total Dilluted Solids, atau total padatan terlarut. Alat tsb digunakan mengukur jumlah padatan terlarut pada suatu cairan (air) baik yang berupa non organik (mineral) maupun yang organik. 

Dalam hal menyiapkan nutrisi untuk tanaman, dengan mengukur TDS, maka dapat diperkirakan kecukupan nutrisi/kepekatan larutan yg disiapkan untuk tanaman tertentu. Satuan TDS adalah ppm. 

Pengukuran nutrisi hidroponik adalah suatu hal yang mutlak dan sifatnya sangat penting, sebab jika larutan tidak diukur, bisa jadi tanaman kekurangan nutrisi atau kelebihan yang akan menjadi racun yang dapat membunuh tanaman itu sendiri.




2. Lalu ppm itu apa? 

PPM adalah singkatan dari Parts Per Million atau se per satu juta. 
Part per million (ppm) adalah salah satu satuan konsentrasi yang menyatakan perbandingan bagian dalam satu juta bagian yang lain. Satuan ini biasanya banyak dipakai dalam kimia analisa untuk menyatakan satuan konsentrasi senyawa misal banyaknya polutan dalam air sungai atau banyaknya kandungan zat dalam air minum. 
Perlu diketahui bahwa kebutuhan nutrisi setiap tanaman berbeda beda, misal sayur lettuce membutuhkan 600ppm - 850ppm, berbeda dengan tomat bisa mencapai 1500ppm - 2500ppm


3. Apakah EC itu? 

EC adalah singkatan dari Electro Conductivity, atau daya hantar listrik. Pengukuran yang dilakukan menggunakan metoda Electrical Conductivity, dimana dua buah probe dihubungkan ke larutan yang akan diukur, kemudian dengan rangkaian pemprosesan sinyal diharapkan bisa mengeluarkan output yang menunjukkan besar konduktifitas larutan tersebut, yang jika dikalikan dengan factor konversi maka akan kita dapatkan nilai kualitas air tersebut dalam TDS atau PPM. 

Semakin pekat larutan nutrisi maka semakin tinggi daya hantar listriknya atau nilai EC nya, begitu juga sebaliknya jika nilai EC rendah maka nilai kepekatan nya juga rendah.
Satuan yang digunakan pada alat EC meter adalah mS/cm (mili Siemen/cm) atau mmho/cm (milli hos/cm), namun dilapangan banyak yang menyebut satuan tersebut dengan EC saja, misal EC 1 atau EC 3, dst

TDS meter dan EC meter sebenarnya memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi (nutrisi hidroponik)

Jadi TDS meter mengukur konsentrasi atau jumlah partikel terlarut sedangkan EC meter mengukur nilai konduktivitas nya.

EC meter merupakan alternatif dari TDS Meter untuk mengukur kepekatan larutan nutrisi

Sehingga dapat disimpulkan bahwa TDS / EC meter adalah suatu alat teknologi yang digunakan untuk mengetahui jumlah zat terlarut (baik itu zat organic maupun anorganic, misal : garam, dll) yang terdapat pada sebuah larutan.



Dari beberapa artikel yang saya baca 1 mS/cm atau 1 EC = 500ppm s/d 700ppm, kenapa angka ppm nya tidak pasti ? Sebab setiap TDS meter mengkonversi angka EC yang berbeda beda, ada TDS meter yang mengkonversi 1 mS/cm = 500ppm ada pula yang mengkonversi 700ppm, selisih angka tersebut kadang bisa ditoleransi oleh tanaman kadang ada yang tidak (tergantung jenis tanaman).

Tabel konversi EC ke PPM 500, 640, 700



pH singkatan dari “ Potential Hydrogen” yang berarti merupakan jumlah konsentrasi ion hidrogen yang bermuatan positif relatif terhadap ion hidroksil bermuatan negatif dalam suatu zat.


Mempertahankan pH yang tepat dalam sistem Hidroponik akan mencegah reaksi kimia negatif pada larutan nutrisi
Skala pH berkisar dari 0 hingga 14. pH 7 merupakan pH netral, angka dibawah 7 menunjukkan senyawa asam dan diatas 7 menunjukkan senyawa basa


Pengukuran pH larutan nutrisi hidroponik menjadi sangat penting sebab nilai pH larutan menentukan larut tidaknya unsur mineral (antargonis), jika suatu larutan nutrisi terlalu asam atau terlalu basa, tanaman akan tumbuh tidak normal, nilai pH yang ditoleransi oleh tanaman adalah berkisar pH 5.5 - pH 6.5 dimana pada angka pH tersebut, unsur unsur mineral di dalam air dapat larut sempurna dan diserap baik oleh akar tanaman. 

Tabel PPM dan EC khusus Sayuran 


Khusus untuk tanaman buah, hampir setiap hari terjadi perubahan nilai pH yg significan dan kita harus menstabilkan nilai pH tersebut ke batas pH toleransi tanaman (pH5.5 - pH6.5), jika tidak, pertumbuhan buah kurang optimal.

Salah satu penyebab nilai pH tidak stabil - naik turun adalah proses absorption / penyerapan dan release / pengeluaran mineral oleh akar tanaman yang tidak seimbang yang menyebabkan nilai Cations dan Anions tidak sama (lihat gambar bawah) dan ketidakseimbangan pH terjadi saat tanaman masuk ke fase dewasa (akar mulai banyak).





Penyebab lain nya adalah suhu meningkat (panas) saat siang hari, pH air nutrisi akan naik (basa), disarankan tandon nutrisi selalu berada di tempat yang adem dan terlindung dari paparan sinar matahari.Masalah yang timbul dari pH basa / alkaline : 

1. Tanaman Kerdil ( pertumbuhan lambat ).
2. Tanaman Menguning terutama daun muda
3. Muncul endapan seperti kapur halus dalam pot, penanaman yang dapat mengakibatkan akar kotor
4. Cenderung banyak lumut, yang menyebabkan kelembaban tinggi sehingga kematian persemaian cukup tinggi



Mencegah tandon / box air nutrisi dari paparan sinar matahari bisa dengan berbagai cara :

Skala hobi bisa dengan memakai sterofom 


Box nutrisi dilapisi aluminium foil



Tandon air skala farm ditanam kedalam tanah


Menurunkan (asam) nilai pH untuk tanaman buah bisa memakai H3PO4 atau Asam Fosfat, sedangkan untuk menaikan (basa) nilai pH bisa memakai KOH atau Kalium Hidroksida
Fosfat bagus untuk pembentukan buah walaupun kandungan di dalam H3PO4 sedikit.


Menurunkan (asam) nilai pH untuk tanaman daun / sayur bisa memakai HNO3 atau Asam Nitrat, sedangkan untuk menaikan (basa) nilai pH bisa memakai KOH atau Kalium Hidroksida.
Nitrat bagus untuk hijau daun walaupun kandungan di dalam HNO3 sedikit.


Alternatif lain bisa memakai H2SO4 atau Asam Sulfat, memberikan warna dan aroma buah, daun lebih lentur, lebih tahan serangan penyakit



Kapan anda perlu memerlukan kalibrasi pH meter ?



Jika pertama tidak yakin tentang angka yang tertera pada pH meter anda.
Jika pemakaian setiap hari dengan tempo waktu satu bulan maka pH perlu dikalibrasi
Jika anda bekerja dengan larutan yang perbedaannya sangat ekstrem. 


Penggunaannya apa digunakan dua-duanya? Tentu saja tidak. Kalau digunakan kedua nya ada selisih 0,3-0,5

Penggunaan yang benar adalah anda bekerja di larutan apa? Jadi kalau anda bekerja di larutan yang bersifat asam gunakan serbuk warna merah. Sedangkan jika anda bekerja pada larutan yang  bersifat basa maka anda gunakan serbuk yang berwarna hijau. 


Cara penggunaan:

Tentukan dulu larutan apa anda bekerja. Gunakan serbuk dengan larutan sesuai seperti diatas

Larutkan bubuk diatas dengan 250 air ini berarti ada membuat namanya larutan buffer. Arti larutan buffer adalah larutan yang pH nya konstan atau tetap jika anda menambahkan asam kuat atau basa sekalipun. 

Gunakan obeng pada paket jual ph meter. Lakukan penyesuaian nilai pH pada layar sama dengan nilai pH pada larutan dengan memutar lubang kecil pada belakang digital pH meter anda dengan obeng tersebut.

Saya sendiri lebih suka memakai pH meter merek HM karena proses kalibrasi cukup tekan 1 tombol selama 5 detik( tanpa perlu ngulik pakai obeng ) dan akan keluar pilihan kalibrasi 4 - 7 dan 10, pilih angka 7 (pH meter tetap dalam rendaman larutan buffer 7).


Proffesional pH meter - PH-200 HM

Ozon Generator digunakan untuk mencegah timbulnya lumut dan mikroorganisme patogen pada aliran larutan nutrisi



Semoga bermanfaat... 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar